* * * * * * * * * *

Halaman

Penayangan bulan lalu

Sabtu, Desember 15, 2012

KEWAJIBAN LANCAR DAN PENGKAJIAN


A.    DEFINISI KEWAJIBAN

 Hampir semua perusahaan, baik perusahaan kecil maupun besar memiliki kewajiban atau untang. Dalam pengertian sederhana kewajiban adalah utang yang harus dibayar oleh perusahaan. Secara lebih rinci kewajiban adalah  utang atau  kewajiban suatu perusahaan yang timbul dari transakasi dari waktu yang lalu dan harus dibayar dengan kas, barang, atau jasa, di waktu yang akan datang. Sebagai contoh adalah kewajiban yang timbul dari pembelian secara kredit, perminjaman uang dari bank, dan kewajiban untuk membayar gaji atau upah kepada para karyawan. Kewajiban di kelompokan menjadi dua yaitu kewajiban lancar dan kewaijban jangka panjang. Akan tetapi makalah ini hanya membahas kewajiban jangka pendek saja.


B.     KEWAJIBAN LANCAR
1.      Pengertian kewajiban lancar
Kewajiban lancar adalah hutang yang diharapkan akan dibayar dalam jangka waktu satu tahun atau satu siklus waktu normal perusahaan tergantung mana yang lebih pajang, dan dengan menggunakan aktiva lancar yang ada atau hasil dari pembentukan kewajiban lncar yang lain. Kewajiban lancar meliputi utang wesel, utang dagang, pendapatan diterima dimuka, dan biaya yang masih harus dibayar seperti utang gaji, utang pajak dan hutang bunga.
Perusahaan harus selalu memperhatikan besarnya kewajiban lancar dalam hubunganya dengan aktiva lancar. Perusahaan yang memiliki kewajiban lancar lebih besar dari aktiva lancar berada dalam posisi yang menghawatirkan, karena ada kemungkinan perusahaan tersebut tidak akan dapat melunasi kewajiban yang harus dilunasi. Oleh karena itu, manajement, kreditur , dan investor biasanya memberikan perhatian kusus pada jumlah modal kerja ( aktiva lancar – kewajiban lancar ), dan perbandingan antara aktiva lancar dengan kewajiban lancar Yng disebut rasio lancar (current ratio). Sebagai contoh, apabila PT abc me-laporkan bahwa perusahaan tersebut memiliki aktiva lancar sbesar Rp 21.000.000.00 dan kewajiban lancar Rp 15.000.000,00. Maka modal kerja perusahaan tersebut adalah Rp 6.000.000,00 ( 21.000.000,00-15.000.000,00 )  dan rasio lancarnya adalah 1,4 : 1. Angka – angka tersebut menggambarkan bahwa PT abc akan mampu melunasi kewajiban jangka pendeknya. 
2.      Jenis-jenis kewajiban lancar
Beberapa diantra kewajiban lancar yang disebutkan diatas telah kita kenal pada bab yang lalu misalnya.
1.      Jurnal untuk mencatat terjadinya utang dagang.
2.      Jurnal penyesuaian untuk mencatat utang biaya telah di bahas dalam dasar-dasar akuntansi jilid 1.
Beberapa jenis kewajiban lancar lainnya adalah sebagai berikut:

a.      Utang Wesel
Kewajiban yang didukung dengan bukti tertulis secara formal, dalam bentuk wesel atau prumes, disebut utang wesel/wesel bayar. Utang wesel biasanya mengharuskan pihak yang berutang untuk membayar bunga, dan utang semacam ini biasanya di ambil untuk memenuhi kebutuhan dana jangka pendek. Wesel bisa di buat dengan jangka waktu yang berbeda-beda. Apabila jangka waktu wesel kurang dari 1 tahun, maka wesel tersebut di golongkan kewajiban lancar/kewajiban jangka pendek. Maka wesel tersebut digolongkan sebagai kewajiban lancar atau kewajiban jangka pendek. Wesel bisa berbunga atau tidak berbunga. Untuk membedakan kedua jenis wesel ini, dimisalkan CV Yasin mustofa membutuhkan pinjaman sebesar Rp10.000.000,00 selama 4 bulan, untuk memenuhi kebutuhan likuiditas jangka pendek.



b.      Wesel Bunga

Misalkan bank Lingga Caraka menyetujui untuk memberi pinjaman sebesar Rp10.000.000,00 pada tanggal 13 april 2012. Untuk itu bank meminta kepada pihak CV Yasin Mustofa untuk menanda tangani sebuah promes dengan bunga 12%, dan berjangka waktu 4 bulan. Apabila wesel berbunga maka jumlah uang yang di terima CV Yasin Mustofa setelah wesel ditandatangani adalah sebesar nilai nominal wesel tersebut. Jurnal yang harus dibuat oleh CV Yasin Mustofa pada 13 April 2012 adlah sebagai berikut:
April 1 kas………………………………………….10.000.000,00
                 Utang wesel…………………………………..10.000.000,00
(Untuk mencatat penerimaan kas dan pe-
narikan wesel, 12%, 4 bulan)
Seandainya tahun buku CV Yasin Mustofa berakhir tanggal 13 April 2012, dan pada tanggaltersebut perusaan menyusun neraca, maka pada tanggal 31 April perlu dibuat jurnal penyesuaian untuk mencatat utang bunga sebesar Rp300.000,00 (Rp10.000.000,00 x 12% x 3/12) yaitu untuk periode bulan april ssampai dengan Desember 2012. Jurnal penysuaian yang harus dibuat pada tanggal 31 Desember adalah sebagai berikut:

Des. 31 Biaya Bunga…………………………..300.000,00
                        Utang Bunga…………………...                    300.000,00
            (Utuk mencatat biaya bunga wesel selama 3 bulan)
Jurnal untuk mencatat pembayaran nilai nominal dan bunga wesel pada tanggal 1 februari 2013 (tanggal jatuh wesel) adalh sebagai berikut:
Feb. 1 Utang Wesel……………………………. 10.000.0000,00
            Utang Bunga…………………………..         300.000,00
            Biaya Bunga……………………………       100.000,00
                        Kas……………………………..                    10.400.000,00
(Untuk mencatat biaya bunga 1 bulan dan pelunasan wesel)
Pada tanggal jatuh wesel, CV Yasin Mustofa harus membayar nlai jatuh wesel yang terdiri nila nominal wesel Rp10.000.000,00 di tambah biaya bunga Rp400.000,00 (Rp10.000.000,00 x 12% x 4/12) pada saat pelunasan, biaya bunga yang diperhitungkan hanya satu bulan, subab biaya bunga untuk periode Oktober sampai dengan Desember 2012 telah dibebankan sebagai biaya untuk periode tahun 2012 yang lalu.

c.       Wesel Tidak Berbunga
wesel tidak berbunga adalah wesel yang tidak secara eksplisit menyebutkan tingkat bunga tertentu dalam surat wesel yang bersangkutan. Sebenarnya wesel tersebut tetap mengandung bunga, karena peminjam diwajibkan membayar jumlah yang lebih besar pada anggal jatuh dibandingkan dengan jumlah pinjaman yang diterimanya. Dalam hal ini bunga wesel adalah selisih antara jumlah yang dibayar pada tanggal jatuh dengan jumlah pinjaman yang diterima pada saat wesel di tandatangani. Dengan perkataan lain peminjam menerima sebesar nilai tunai atau nilai wesel saat ini (present value). Nilai tunai adalah sama dengan nilai nominal pada tanggal jatuh dikurangi bunga atau dikonto yang dibebankan oleh pihak pemberi pinjaman selama jangka waktu wesel. Sebagai contoh misal CV Yasin Musthofa menandatangani wesel dengan nilai nominal Rp10.400.000,00, dalam jangka waktu 4 bulan, tanpa bunga untuk bunga Bank Lingga Caraka. Nilai tunai aesel adalah 10.000.000,00 jurnal untuk mencatat transaksi tersebut adalah sebagai berikut :
okt       1  kas ……………………………… 10.000.000,00
                Diskonto utang wesel…………….              400.000,00 
                        Utang wesel ………………..             10.400.000,00
(untuk mencatat penerimaan kas dan penarikan wesel, 4 bulan, tanpa bunga)
Dalam jurnal di atas, rekening utang wesel dikredit sebesar nilai nominal wesel yaitu Rp10.000.000,00 yang jumlahnya leih besar daripada jumlah kas yang diterima. Selisih antara nilai nomial wesel dengan jumlah kas yang diterima  didebetkan ke rekening diskonto utang wesel. Rekening diskonto utang wesel adalah merupakan lawan (contra account) terhadap rekening utang wesel. Oleh karena itu rekening dalam neraca dikurangkan terhadap rekening utang wesel. Dalam contoh diatas jumlah diskonto sebesar Rp400.000,00 merupakan biaya peminjaman uang selama 4 bulan. Oleh karena itu biaya tersbut harus dibebankan sebagai biaya bunga selama jangka waktu wesel. Saldo ekening diskonto utang wesel yang ada pada suatu saat menunjukan saldo rekening ini yang akan dibawa pada priode berikutnya.
            Diskonto utang wesel dapat  dikurangi jumlahnya secara bertahap dalam jumlah yang sama besarnya (garis lurus) selama jangka waktu wesel. Semakin rendah jumlah saldo rekening diskonto, maka saldo bersih rekening kewajiban semakin naik. Seandainya CV Yasin Mustofa menyusun laporan setiap tanggal 31 Desember, maka pada tanggal 31 Desember 2012 harus dibuat  jurnal penyesuaian untuk mengakui biaya bunga selama  tahun 2012 dan mengurangi saldo rekening diskonto utang wesel sebesar 300.000,00 (3/4 x Rp400.000,00), sebagai berikut :
Des      31   Biaya bunga …………………..  300.000,00      
                      Diskonto utang wesel ………              300.000,00
(untuk mencatat bunga wesel selama 3 bulan)
Dengan adanya jurnal penyesuaian di atas maka saldo rekening diskonto tang wesel tinggal Rp100.000,00 (Rp400.000,00-Rp300.000,00). Penyajian utang wesel dan diskonto utang wesel dalam nerca per 31 Desember 2012 adalah sebagai berikut :

Utang Wesel …………………………... Rp 10.400.000,00
Dkurangi  : Diskonto utang wesel …….. (         400.000,00)
      Rp 10.300.000,00
Pada tanggal jatuh wesel rekening diskonto utang wesel akan bersaldo nol, dan nilai jatuh wesel dibayar. Jurnal yang harus dibuat pada tanggal 1 februari 2013 untuk mengakui bunga satu bulan dan pembayaran utang wesel adalah sebagai  berikut :
Feb.      1  Utang Wesel ………………………10.400.000,00
                 Biaya Bunga  ……………………...     100.000,00
                         Diskonto utang wesel ………..                            100.000,00
                         Kas …………………………...                      10.400.000,00
( untuk mencatat bunga satu bulan dan melunasi wesel )
Jurnal datas mengakui bunga untuk bulan januari 2013 sebesar Rp100.000,00 dan sekaligus mencatat pelunasan utang wesel beserta bunganya sebesar Rp 10.400.000,00
d.      Perbandingan Wesel Berbunga Dengan Wesel tak Berbunga
Dari penjelasan dan uraian diatas tampaklah bahwa istilah wesel tak berunga itu kurang tepat. Sebenarnya tidak ada wesel yang tidak berbunga. Dalam contoh diatas terlihat jelas bahwa dalam wesel berbunga maupun tidak berbunga pada CV Yasin Mustofa jika dibandingkan akan Nampak keduanya sama persis. Berikut adalah perbandingan laporan yang dihasilkan untuk wesel berbunga dan wesel tak berbunga pada tanggal 31 Desember 2012 :




WESEL BERBUNGA                        WESEL TAK BERBUNGA

Laporan Laba Rugi                             Laporan Rugi –Laba
   Biaya Bunga         300.000,00          Biaya Bunga             300.000,00

NERACA                                            NERACA
Utang Wesel        10.000.000,00         Utang Wesel        10.400.000,00
Utang Bunga            300.000,00         Diskonto Wesel        100.000,00
                             10.300.000,00                                      10.300.000,00

Seperti terlihat diatas, biaya bunga, utang bunga, dan utang wesel sama besarnya untuk kedua jenis wesel tersebut. Perbedaanya hanyalah terletak pada rekening  yang digunakan
e.       Utang Pajak

Sebagai konsumen kita sering dikenai pajak atau barang atau jasa yang kita beli. Seperti kalau kita makan dirumah makan, menginap dihotel, atau kita membeli barang-barang tertentu, missal mobil. Pajak ini disebut Pajak Pertambahan Nilai (PPN) atau pajak penjualan. Tarif pajak di tetapkan atas dasar persentase tertentu dari harga jual. Pihak penjual (pabrikan) memungut pajak tersebut dari pembeli pada saat penjualan terjadi, dan secara priodik (biasanya secara bulanan) disetorkan ke kas Negara di tinjau dari pihak penjual merupakan hutang kepada Negara yang disebut utang pajak PPN. Sebagai contoh, misalkan pada tanggal 25 maret PT Yasin menjual barang seharga Rp10.000,00. Atas penjualan tersebut PT Yasin memungut pajak pertambahan nilai sebesar 10%,sehingga kas yang diterima dari pembeli menjadi Rp 11.000,00. Jurnal yang dibuat oleh PT Yasin atas transaksi penjualan tersebut adalah : 
                                    Maret    25    Kas ………………………………… 11.000,00
                                                            Penjualan …………………………                    10.000,00
                                                            Utang PPN ……………………….                      1.000,00
                                                (utuk mencatat penjualan dan utang PPN)
Apabila PT  Yasin menyetorkan potongan-potongan pajak tersebut ke kas Negara, maka rekening utang PPN didebet dan rekening kas di kredit. Dengan demikian utang pajak tidak lain adalah jumlah pungutan pajak dari pembeli yang menjadi kewajiban perusahaan untuk menyetorkan ke kas Negara.
f.        Pendapatan Diterima Dimuka  
Perusahaan kadang-kadang menerima pembayaran dimuka atas barang atau jasa yang penyerahanya akan dilakukan diwaktu yang akan datang. Sebagai contoh, perusahaan penerbangan sering menjual tiket penebangan untuk bulan berikutnya. Penerimaan kas yang terjadi sebelum barang atau jasa diserahkan kepada pembeli, harus diperlakukan sebagai utang, karena penjual mempunyai kewajiban untuk menyerahkan barang atau jasa diwaktu yang akan dating. Pencatatan atas kas yang diterima dimuka dan penyelesainya adalah sebagai berikut :
1.      Apbila perusahaan menerima pendapatan diterima dimuka dari pembeli maka rekening kas didebet dan rekening utang yang disebut pendapatan diterima dimuka dikredit.
2.      Apabila barang telah dikirimkan atau jasa telah diberikan, maka rekening pendapatan diterima dimuka didebet dan rekening pendapatan dikredit.
Sebagai contoh misalakan pada tanggal 1 Desember 2012 CV Lingga menerima pesanan 400 buah kursi kuliah dari PT Merbabu dengan Harga Rp10.000,00 per buah. Pada tanggal tersebut PT Merbabu membayar uang muka sebesar Rp2.500.000,00. Jurnal yang harus dibuat oleh CV Lingga untuk penerimaan kas adalah sebagai berikut :
Des    1   kas …………………………………..    2.500.000,00
                  Pendapatan diterima dimuka ……...             2.500.000,00
(untuk mencatat penerimaan uang muka pesanan 400 buah kursi)
Pada tanggal 31 Desember, CV serayu mengirimkan 100 buah kursi sebagai penyerahan tahap pertama. Jurnal yang harus dibuat untuk mencatat pendapatan 100 buah kursi adalah :
Des 31 pendapatan diterima dimuka……………  1.000.000,00
            Penjualan  ………………………………       1.000.000,00
( untuk mencatat ata penyerahan 100 buah kursi )
Dari contoh cara pencatatan  di atas jelaslah bahwa, suatu penerimaan kas dimuka adalah merupakan kewajiban. Penerimaan ini baru akian menjadi pendapatan, apabila barang atau jasa telah diserahkan kepada pemberi uang muka. Dengan demikian, saldo rekening pendapatan diterima dimuka mencerminkan kewajiban perusahaan ubtuk menyerahkan barang atau jasa dimasa yang akan datang.    
g.      Bagian dari utang jangka panjang yang jatuh tempo pada tahun ini
Perusahaan terkadang mempunyai kewajiban jangka panjang yang sebagian dantaranya akan jatuh tempo (harus dibayar) dalam waktu tidak lebih dari sejak tanggal neraca. Dalam neraca, bagian utang yang akan jatuh tempo dalam waktu kurang dari satu tahun, dilaporkan dengan judul Utang Jangka Panjang Jatuh Tempo dalam Satu Tahun.




C.    PELAPORAN KEWAJIBAN LANCAR DALAM NERACA
Kewajiban lancar adalah kelompok kewajiban yang harus dilaporkan paling atas dalam sebuah neraca. Dalam kelompok ini, setiap jenis kewajiban dicantumkan secara terpisah. Selain itu, jangka waktu utang wesel dan informasi penting lainnya, harus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.
Kewajiban lancar biasanya tidak dicantumkan berdasarkan urutan tanggal pelunasannya, karena tanggal pelunasan untuk suatu kewajiban lancar tertentu mungkin terdiri dari beberapa tanggal jatuh. Cara penyajian yang lazim dalam praktik, ialah mencantumkan utang wesel paling atas, kemudian diikuti dengan utang dagang,berikutnmya utang lancar lainnya.

D.    AKUNTANSI PENGGAJIAN
Dalam suatu perusahaan kewajiban yang harus ada yaitu kewajiban penggajian kepada para karuyawan yang dalam bentuk upah dan gaji yang belum dibayar. Selain gaji, perusahaan biasanya memberikan berbagai kompensasai berupa tunjangan, seperti tunjangan kesehatan, tunjangan asuransi, dan tunjangan lainnya. Dengan adanya berbagai kompensasi tersebut, maka diperlukan akuntansi yang tepat disertai pengawasan yang memadai.
Akuntansi penggajian tidak semata-mata menyangkut soal pembayaran gaji atau upah kepada para karyawan. Perusahaan juga mempunyai kewajiban untuk menyelenggarkan administrasi penggajian untuk stiap karyawan, termasuk juga data pajak penghasilan tiap karyawan.

E.     GAJI DAN UPAH
Istilah “GAJI” sebenarnya meliputi semua gaji dan upah yang dibayarkan perusahaan kepada para karyawannya. Para manajer, pegawai administrasi, dan pegawai penjualan, biasanya mendapat gaji dari perusahaan yang jumlahnya tetap. Tariff gaji biasanya dinyatakan dalam gaji per bulan.karyawan atau pegawai perusahaan lainnya, seperti pegawai urusan gudang atau pabrik, biasanya mendapat UPAH yang tarifnya dinyatakan dalam rupiah per jam, per unit produk, atau satuan lainnya.
Dalam istilah gaji, tidak termasuk uang jasa atau honorarium yang dibayarkan kepada pihak luar yang memberikan jasanya kepada perusahaan.

F.     PENTINGNYA PENGENDALIAN INTEREN ATAS PENGGAJIAN
Tujuan dari pengendalian itu sendiri terbagi menjadi 2, yaitu :
1.      untuk mengamankan kekayaan perusahaaan dari pembyaran gaji  yang tidak sah
2.      untuk menjamin ketelitian dan dapat dipercayanya catatan akuntansi dalam penggajian.
Pentingnya kedua tujuan pokok tersebut sangat jelas. Apabila perusahaan menarik cek untuk karyawan fiktif atau membayar upah lebih besar dari pendapatan karyawan yang sesungguhnya, maka perusahaan akan menderita kerugian yang tidaka perlu berupa hilangnya kas. Demikian pula catatan yang tidak benar akan mengakibatkan penarikan chek dalam jumlah yang keliru, selanjutnya akan mengakibatkan laporan keuangan dan pembayaran pajak karyawan yang salah pula.
            Kegiatan penggajian meliputi empat fungsi, yaitu :
a.       pengangkatan pegawai
Dalam hal pengangkatan pegawai ini bagian yang memegang peranan penting yaitu bagian personalia, pada bagian ini tugasnya pada pendafaran calon pegawai,wawancara dan seleksi pendaftaran, serta pengangkatan pegawai. Bagian ini memegang peranan yang penting dalam pengawasan karyawan, terutama dalam dokumentaswi dan pemberian otorisasi. Apabila seorang karyawan diangkat bagian personalia akan mencatat berbagai informasi penting mengenai karyawan tersebut, yang meliputi data diri, status, tingkat upah/gaji, mutasi, dan lain sebagainya. Bagian personalia juga bertanggung jawab untuk mengotorisasi 2 hal, yaitu :
·         perubahan tingkat gaji atau upah
·         pembersihan pegawai
b.      Pencatatan waktu kerja
Bidang kegiatan lain yang penting ditinjau dari segi pengendalian intern ialah pencatatan waktu kerja. Karyawan harian atau karyawan yang upahnya dihitung berdasarkan tariff per jam, biasanya diwajibkan untuk mencatatkan waktu kerja dengan cara memasukkan timeclock. Waktu kedatangan dan waktu pulang akan dicatat secar otomatis apabila pegawai memasukkan kartu waktu ke dalam mesin pencatat waktu yang disediakan perusahaan.
c.       Pembuatan daftar gaji
Daftar gaji dibuat oleh bagian penggajian berdasarkan 2 sumber, yaitu:
a.                   Otoritasi dari bagian personalia
b.                  Kartu waktu yang telah mendapat persetujuan
d.      Pembayaran Gaji
Pembayaran gaji biasanya dilakukan oleh kasir di bagian keuangan. Pembayaran dengan menggunakan cek dilakukan dengan maksud untuk mengurangi resiko kerugian akibat pencurian, dan demi kepraktisan.


G.    PENGHASILAN KOTOR
Penghasilan kotor terdiri atas tiga sumber, yaitu :
            Upah dan Gaji
Total upah seorang pegawai dihitung dengan mengalikan tariff upah per jam dengan jumlah bjam kerja pegawai yang bersangkutan. Selain upah yang di bayar untuk jam kerja biasa, pegawai mungkin masih menerima upah lembur yang tarifnya biasanya lebih tinggi dari pada tariff biasa. Pegawai juga bekerja pada jam atau hari tertenyu basanya juga menerima pembayaran denga tariff istimewa.

           
Bonus
Perushaan terkadang memiliki sebuah perjanjian pemberian bonus dengan karyawannya. Mereka yang mendapat bonus umumnya adalah personil-personil kunci dalam perusahaan. Perjanjian bonus bisa didasarkan pada macam-macam factor.

H.    POTONGAN GAJI
Jumlah gaji yang dibayarkan kepada karyawan sering kali tidak sama dengan jumlah penghasilan kotor karyawan. Hal ini disebabkan adanya berbagai potongan yang dikenakan terhadap pengahasilan kotor. Potongan tersebut ada yang sifatnya wajib dan ada pula yang ditetapkan berdasankan aturan intern dalam perusahaan.
Potongan Wajib
Potongan wajib adalah potongan yang harus dilakukan oleh peruusahaan atas penghasilan kotor para karyawan yang ditetapkan berdasarkan UU atau peraturan pemerintah
Pajak Penghasilan Karyawan
Berdasarkan UU no 7 tahun 1983 tentang pajak penghasilan (UU. PPh 1984). Perusahaan wajib melakukan potongan pajak atas penghasilan para karyawannya yang memenuhi ketentuan sebagaiman adiatur dalam undang-undang tersebut. Pajak pengahasilan bagi karyawan yang kerja pada suatu perusahaan menurut UU.PPh 1984 tergolong dalam pajak pasal 21.
Pajak penghasilan (PPh) pasal 21 adalah pajak yang dikenakan atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan dan pembayaran alindengan nama apapun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatanatau sebagai imbalan jasa. Wajib pajak PPh pasal 21` adalah wajib pajak dalam negeri yang meliputi:
a.       Pegawai, karyawan atau karyawayi tetap
b.      Pegawai ,karyawan atau karyawati lepas
c.       Penerima honorarium
d.      Penerima upah, baik upah harian, upah borongan, maupun upah satuan
Obyek PPh pasal 21 adalah penghasilan. Adapun penghasilan yang dikenakan pemotongan PPh pasal 21 adalah:
1.      Penghasilan rutin bulanan, baik berupa penghasilan pokok maupun tunjangan-tunjangan rutin per bulan
2.      Penghasilan tidak rutin bulanan dan yang biasanya diberikan sekali saja atau sekali dalam setahun.
3.      Upah harian, mingguan, upah satuan dan uoah borongan.
4.      Upah pensiun, uang tebusan pensiun, uang tabungan hari tua (THT), uang tunggu, uang pesangon dan pembayaran lain sejenisnya.
5.      Honorarium, komisi atau pembayaran lain sebagai imbalan atas jasa yang dilakukan di Indonesia.

               Iuran Program Asuransi Sosial Tenaga Kerja (ASTEK)
         Berdasarkan pasal 3 ayat 1 peraturan pemerintah No 33 tahun 1977, perushaan wajib menyeleggarakan program ASTEK baik dengan mempertanggungkan tenaga kerjanya yang bekerja dalam suatu ikatan kerja dengan perusahaan dalam program asuransi kecelakaan kerja dan asuransi kematian, maupun dengan memenuhi kewajibannya dalam program tabunga hari tua kepada badan penyelenggara. Program ASTEK meliputi :
·         Program asuransi kecelakaan kerja
·         Program tabungan hari tua yang dikaitkan dengan asuransi kematian

         Berbeda dengan pajak penghasilan karywan yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab karyawan, iuran astek sebagian ditanggung oleh perushaan dan sebagian lagi ditanggung bersama oleh perusahaan dan karyawan. Bagian dari iuran yang ditanggung perusahaan adalah menjadi biaya perusahan, sedangkan bagian yang ditanggung karyawan bukan merupakan biaya perusahaan. Berdasarkan peraturan pemerintah No. 33 Tahun 1977, besarnya iuran dan penanggung iuran adalah sbb :
a)      Iuran Asuransi Kecelakan Kerja
b)      Iuran Tabungan Hari Tua
c)      Iuran Asuransi Kematian

               Potongan Sukarela
            Potongan sukarela adalah pengahasilan kotor karyawan bias dipotong untuk tujuan-tujuan tertentu atas permintaan atau persetujuan karyawan. Potongan ini bias dilakukan secara kelompok atau perorangan.

I.       CATATAN-CATATAN DI BAGIAN PENGGAJIAN
            Dalam sebuah perusahaan agar terdapat penghasilan karyawan dapat dilakukan dengan baik, maka perusahaan perlu memiliki catatan kumulatif mengenai penghasilan karyawan yang meliputi penghasilan kotor, potongan-potongan, dan pengahsilan bersih selama satu tahun yang di sebut catatan penghasilan karyawan.
Untuk setiap karyawan diselenggarkan catatan penghasilan karyawan tersendiri. Setiap kali terjadi transaksi yang berhungan dengan penghasilan karyawan yang bersangkutan, maka catatan tersebut segera dimutakhirkan.
Selain menyelenggarkan catatan penghasilan karyawan, bagian penggajian juga membuat daftar gaji. Dalam daftar tersebut dicantumkan penghasilan seluruh karyawan yang meliputi penghasilan kotor, potongan-potongan, dan penghasilan bersih setiap karyawan untuk tiap eriode pembayaran gaji dan upah.
Daftar gaji berisis himpunan data penghasilan (gaji dan upah) seluruh karyawan pada suatu periode pembayaran gaji tertentu, misalnya mingguan atau bulanan. Pada perusahaan tertentu, daftar gaji sekaligus berfungsi sebagai jurnal, dan pembukuan ke buku besar (posting) langsung diselenggarakan dari daftar gaji tersebut.

J.      BIAYA TENAGA KERJA YANG MENJADI TANGGUNGAN PERUSAHAAN
Suatu perusahaan terkadang melakukan pengeluaran untuk kepentingan karyawan yang ditanggung sebagai beban perusahaan. Hal ini mungkin timbul dari kebijakan perusahaan sendiri dalam upaya meningkatkan kesejahteraan karyawan, atau mungkin juga karena diharuskan oleh pemerintah.
Pengeluaran untuk keperluan karyawan yang diharuskan oleh peraturan pemerintah, misalnya asuransi kerja social (ASTEK). Bagian dari iuran astek yang menjadi beban perusahaan merupakan biaya perusahaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar