A.
DEFINISI
KEWAJIBAN
Hampir semua perusahaan, baik perusahaan kecil
maupun besar memiliki kewajiban atau untang. Dalam pengertian sederhana
kewajiban adalah utang yang harus dibayar oleh perusahaan. Secara lebih rinci
kewajiban adalah utang atau kewajiban suatu perusahaan yang timbul dari
transakasi dari waktu yang lalu dan harus dibayar dengan kas, barang, atau
jasa, di waktu yang akan datang. Sebagai contoh adalah kewajiban yang timbul
dari pembelian secara kredit, perminjaman uang dari bank, dan kewajiban untuk
membayar gaji atau upah kepada para karyawan. Kewajiban di kelompokan menjadi
dua yaitu kewajiban lancar dan kewaijban jangka panjang. Akan tetapi makalah
ini hanya membahas kewajiban jangka pendek saja.
B.
KEWAJIBAN
LANCAR
1. Pengertian
kewajiban lancar
Kewajiban
lancar adalah hutang yang diharapkan akan dibayar dalam jangka waktu satu tahun
atau satu siklus waktu normal perusahaan tergantung mana yang lebih pajang, dan
dengan menggunakan aktiva lancar yang ada atau hasil dari pembentukan kewajiban
lncar yang lain. Kewajiban lancar meliputi utang wesel, utang dagang,
pendapatan diterima dimuka, dan biaya yang masih harus dibayar seperti utang
gaji, utang pajak dan hutang bunga.
Perusahaan
harus selalu memperhatikan besarnya kewajiban lancar dalam hubunganya dengan
aktiva lancar. Perusahaan yang memiliki kewajiban lancar lebih besar dari
aktiva lancar berada dalam posisi yang menghawatirkan, karena ada kemungkinan
perusahaan tersebut tidak akan dapat melunasi kewajiban yang harus dilunasi.
Oleh karena itu, manajement, kreditur , dan investor biasanya memberikan
perhatian kusus pada jumlah modal kerja ( aktiva lancar – kewajiban lancar ),
dan perbandingan antara aktiva lancar dengan kewajiban lancar Yng disebut rasio
lancar (current ratio). Sebagai contoh, apabila PT abc me-laporkan bahwa
perusahaan tersebut memiliki aktiva lancar sbesar Rp 21.000.000.00 dan
kewajiban lancar Rp 15.000.000,00. Maka modal kerja perusahaan tersebut adalah
Rp 6.000.000,00 ( 21.000.000,00-15.000.000,00 )
dan rasio lancarnya adalah 1,4 : 1. Angka – angka tersebut menggambarkan
bahwa PT abc akan mampu melunasi kewajiban jangka pendeknya.
2. Jenis-jenis
kewajiban lancar
Beberapa diantra
kewajiban lancar yang disebutkan diatas telah kita kenal pada bab yang lalu
misalnya.
1. Jurnal
untuk mencatat terjadinya utang dagang.
2. Jurnal
penyesuaian untuk mencatat utang biaya telah di bahas dalam dasar-dasar
akuntansi jilid 1.
Beberapa jenis
kewajiban lancar lainnya adalah sebagai berikut:
a.
Utang
Wesel
Kewajiban yang
didukung dengan bukti tertulis secara formal, dalam bentuk wesel atau prumes,
disebut utang wesel/wesel bayar. Utang wesel biasanya mengharuskan pihak yang
berutang untuk membayar bunga, dan utang semacam ini biasanya di ambil untuk
memenuhi kebutuhan dana jangka pendek. Wesel bisa di buat dengan jangka waktu
yang berbeda-beda. Apabila jangka waktu wesel kurang dari 1 tahun, maka wesel
tersebut di golongkan kewajiban lancar/kewajiban jangka pendek. Maka wesel
tersebut digolongkan sebagai kewajiban lancar atau kewajiban jangka pendek.
Wesel bisa berbunga atau tidak berbunga. Untuk membedakan kedua jenis wesel
ini, dimisalkan CV Yasin mustofa membutuhkan pinjaman sebesar Rp10.000.000,00
selama 4 bulan, untuk memenuhi kebutuhan likuiditas jangka pendek.
b.
Wesel
Bunga
Misalkan bank
Lingga Caraka menyetujui untuk memberi pinjaman sebesar Rp10.000.000,00 pada
tanggal 13 april 2012. Untuk itu bank meminta kepada pihak CV Yasin Mustofa
untuk menanda tangani sebuah promes dengan bunga 12%, dan berjangka waktu 4
bulan. Apabila wesel berbunga maka jumlah uang yang di terima CV Yasin Mustofa
setelah wesel ditandatangani adalah sebesar nilai nominal wesel tersebut.
Jurnal yang harus dibuat oleh CV Yasin Mustofa pada 13 April 2012 adlah sebagai
berikut:
April 1
kas………………………………………….10.000.000,00
Utang wesel…………………………………..10.000.000,00
(Untuk mencatat penerimaan kas dan
pe-
narikan wesel, 12%, 4 bulan)
Seandainya tahun
buku CV Yasin Mustofa berakhir tanggal 13 April 2012, dan pada tanggaltersebut
perusaan menyusun neraca, maka pada tanggal 31 April perlu dibuat jurnal
penyesuaian untuk mencatat utang bunga sebesar Rp300.000,00 (Rp10.000.000,00 x
12% x 3/12) yaitu untuk periode bulan april ssampai dengan Desember 2012. Jurnal
penysuaian yang harus dibuat pada tanggal 31 Desember adalah sebagai berikut:
Des. 31 Biaya
Bunga…………………………..300.000,00
Utang
Bunga…………………... 300.000,00
(Utuk
mencatat biaya bunga wesel selama 3 bulan)
Jurnal untuk
mencatat pembayaran nilai nominal dan bunga wesel pada tanggal 1 februari 2013
(tanggal jatuh wesel) adalh sebagai berikut:
Feb. 1 Utang Wesel……………………………. 10.000.0000,00
Utang
Bunga………………………….. 300.000,00
Biaya
Bunga…………………………… 100.000,00
Kas…………………………….. 10.400.000,00
(Untuk mencatat biaya bunga 1 bulan
dan pelunasan wesel)
Pada tanggal
jatuh wesel, CV Yasin Mustofa harus membayar nlai jatuh wesel yang terdiri nila
nominal wesel Rp10.000.000,00 di tambah biaya bunga Rp400.000,00
(Rp10.000.000,00 x 12% x 4/12) pada saat pelunasan, biaya bunga yang
diperhitungkan hanya satu bulan, subab biaya bunga untuk periode Oktober sampai
dengan Desember 2012 telah dibebankan sebagai biaya untuk periode tahun 2012
yang lalu.
c.
Wesel
Tidak Berbunga
wesel tidak
berbunga adalah wesel yang tidak secara eksplisit menyebutkan tingkat bunga
tertentu dalam surat wesel yang bersangkutan. Sebenarnya wesel tersebut tetap
mengandung bunga, karena peminjam diwajibkan membayar jumlah yang lebih besar
pada anggal jatuh dibandingkan dengan jumlah pinjaman yang diterimanya. Dalam
hal ini bunga wesel adalah selisih antara jumlah yang dibayar pada tanggal
jatuh dengan jumlah pinjaman yang diterima pada saat wesel di tandatangani.
Dengan perkataan lain peminjam menerima sebesar nilai tunai atau nilai wesel
saat ini (present value). Nilai tunai adalah sama dengan nilai nominal pada
tanggal jatuh dikurangi bunga atau dikonto yang dibebankan oleh pihak pemberi
pinjaman selama jangka waktu wesel. Sebagai contoh misal CV Yasin Musthofa
menandatangani wesel dengan nilai nominal Rp10.400.000,00, dalam jangka waktu 4
bulan, tanpa bunga untuk bunga Bank Lingga Caraka. Nilai tunai aesel adalah
10.000.000,00 jurnal untuk mencatat transaksi tersebut adalah sebagai berikut :
okt 1 kas ……………………………… 10.000.000,00
Diskonto utang wesel…………….
400.000,00
Utang
wesel ……………….. 10.400.000,00
(untuk mencatat penerimaan kas dan penarikan
wesel, 4 bulan, tanpa bunga)
Dalam jurnal di
atas, rekening utang wesel dikredit sebesar nilai nominal wesel yaitu
Rp10.000.000,00 yang jumlahnya leih besar daripada jumlah kas yang diterima.
Selisih antara nilai nomial wesel dengan jumlah kas yang diterima didebetkan ke rekening diskonto utang wesel. Rekening diskonto utang wesel adalah
merupakan lawan (contra account) terhadap rekening utang wesel. Oleh karena itu
rekening dalam neraca dikurangkan terhadap rekening utang wesel. Dalam
contoh diatas jumlah diskonto sebesar Rp400.000,00 merupakan biaya peminjaman
uang selama 4 bulan. Oleh karena itu biaya tersbut harus dibebankan sebagai
biaya bunga selama jangka waktu wesel. Saldo ekening diskonto utang wesel yang
ada pada suatu saat menunjukan saldo rekening ini yang akan dibawa pada priode
berikutnya.
Diskonto utang wesel dapat dikurangi jumlahnya secara bertahap dalam
jumlah yang sama besarnya (garis lurus) selama jangka waktu wesel. Semakin
rendah jumlah saldo rekening diskonto, maka saldo bersih rekening kewajiban
semakin naik. Seandainya CV Yasin Mustofa menyusun laporan setiap tanggal 31
Desember, maka pada tanggal 31 Desember 2012 harus dibuat jurnal penyesuaian untuk mengakui biaya bunga
selama tahun 2012 dan mengurangi saldo
rekening diskonto utang wesel sebesar 300.000,00 (3/4 x Rp400.000,00), sebagai
berikut :
Des 31 Biaya bunga ………………….. 300.000,00
Diskonto utang wesel ……… 300.000,00
(untuk mencatat bunga wesel selama
3 bulan)
Dengan adanya
jurnal penyesuaian di atas maka saldo rekening diskonto tang wesel tinggal
Rp100.000,00 (Rp400.000,00-Rp300.000,00). Penyajian utang wesel dan diskonto
utang wesel dalam nerca per 31 Desember 2012 adalah sebagai berikut :
Utang Wesel …………………………... Rp
10.400.000,00
Dkurangi : Diskonto utang wesel …….. ( 400.000,00)
Rp 10.300.000,00
Pada tanggal
jatuh wesel rekening diskonto utang wesel akan bersaldo nol, dan nilai jatuh
wesel dibayar. Jurnal yang harus dibuat pada tanggal 1 februari 2013 untuk
mengakui bunga satu bulan dan pembayaran utang wesel adalah sebagai berikut :
Feb.
1
Utang Wesel ………………………10.400.000,00
Biaya Bunga ……………………... 100.000,00
Diskonto utang wesel
……….. 100.000,00
Kas …………………………... 10.400.000,00
( untuk mencatat bunga satu bulan dan melunasi wesel
)
Jurnal datas mengakui bunga untuk bulan januari 2013
sebesar Rp100.000,00 dan sekaligus mencatat pelunasan utang wesel beserta
bunganya sebesar Rp 10.400.000,00
d.
Perbandingan
Wesel Berbunga Dengan Wesel tak Berbunga
Dari
penjelasan dan uraian diatas tampaklah bahwa istilah wesel tak berunga itu
kurang tepat. Sebenarnya tidak ada wesel yang tidak berbunga. Dalam contoh
diatas terlihat jelas bahwa dalam wesel berbunga maupun tidak berbunga pada CV
Yasin Mustofa jika dibandingkan akan Nampak keduanya sama persis. Berikut
adalah perbandingan laporan yang dihasilkan untuk wesel berbunga dan wesel tak
berbunga pada tanggal 31 Desember 2012 :
WESEL BERBUNGA WESEL TAK BERBUNGA
Laporan Laba
Rugi Laporan Rugi
–Laba
Biaya Bunga 300.000,00 Biaya Bunga 300.000,00
NERACA NERACA
Utang Wesel 10.000.000,00 Utang Wesel 10.400.000,00
Utang Bunga 300.000,00 Diskonto Wesel 100.000,00
10.300.000,00
10.300.000,00
|
Seperti terlihat diatas, biaya
bunga, utang bunga, dan utang wesel sama besarnya untuk kedua jenis wesel
tersebut. Perbedaanya hanyalah terletak pada rekening yang digunakan
e.
Utang
Pajak
Sebagai
konsumen kita sering dikenai pajak atau barang atau jasa yang kita beli.
Seperti kalau kita makan dirumah makan, menginap dihotel, atau kita membeli
barang-barang tertentu, missal mobil. Pajak ini disebut Pajak Pertambahan Nilai
(PPN) atau pajak penjualan. Tarif pajak di tetapkan atas dasar persentase
tertentu dari harga jual. Pihak penjual (pabrikan) memungut pajak tersebut dari
pembeli pada saat penjualan terjadi, dan secara priodik (biasanya secara
bulanan) disetorkan ke kas Negara di tinjau dari pihak penjual merupakan hutang
kepada Negara yang disebut utang pajak PPN. Sebagai contoh, misalkan pada
tanggal 25 maret PT Yasin menjual barang seharga Rp10.000,00. Atas penjualan
tersebut PT Yasin memungut pajak pertambahan nilai sebesar 10%,sehingga kas
yang diterima dari pembeli menjadi Rp 11.000,00. Jurnal yang dibuat oleh PT
Yasin atas transaksi penjualan tersebut adalah :
Maret 25
Kas ………………………………… 11.000,00
Penjualan
………………………… 10.000,00
Utang
PPN ………………………. 1.000,00
(utuk
mencatat penjualan dan utang PPN)
Apabila PT Yasin menyetorkan potongan-potongan pajak
tersebut ke kas Negara, maka rekening utang PPN didebet dan rekening kas di
kredit. Dengan demikian utang pajak tidak lain adalah jumlah pungutan pajak
dari pembeli yang menjadi kewajiban perusahaan untuk menyetorkan ke kas Negara.
f.
Pendapatan Diterima
Dimuka
Perusahaan
kadang-kadang menerima pembayaran dimuka atas barang atau jasa yang
penyerahanya akan dilakukan diwaktu yang akan datang. Sebagai contoh,
perusahaan penerbangan sering menjual tiket penebangan untuk bulan berikutnya.
Penerimaan kas yang terjadi sebelum barang atau jasa diserahkan kepada pembeli,
harus diperlakukan sebagai utang, karena penjual mempunyai kewajiban untuk
menyerahkan barang atau jasa diwaktu yang akan dating. Pencatatan atas kas yang
diterima dimuka dan penyelesainya adalah sebagai berikut :
1.
Apbila perusahaan
menerima pendapatan diterima dimuka dari pembeli maka rekening kas didebet dan
rekening utang yang disebut pendapatan diterima dimuka dikredit.
2. Apabila
barang telah dikirimkan atau jasa telah diberikan, maka rekening pendapatan
diterima dimuka didebet dan rekening pendapatan dikredit.
Sebagai contoh misalakan pada tanggal
1 Desember 2012 CV Lingga menerima pesanan 400 buah kursi kuliah dari PT
Merbabu dengan Harga Rp10.000,00 per buah. Pada tanggal tersebut PT Merbabu
membayar uang muka sebesar Rp2.500.000,00. Jurnal yang harus dibuat oleh CV
Lingga untuk penerimaan kas adalah sebagai berikut :
Des 1
kas …………………………………..
2.500.000,00
Pendapatan
diterima dimuka ……...
2.500.000,00
(untuk mencatat penerimaan uang
muka pesanan 400 buah kursi)
Pada tanggal 31 Desember, CV serayu
mengirimkan 100 buah kursi sebagai penyerahan tahap pertama. Jurnal yang harus
dibuat untuk mencatat pendapatan 100 buah kursi adalah :
Des 31 pendapatan diterima
dimuka…………… 1.000.000,00
Penjualan ……………………………… 1.000.000,00
( untuk mencatat ata penyerahan 100
buah kursi )
Dari contoh cara pencatatan di atas jelaslah bahwa, suatu penerimaan kas
dimuka adalah merupakan kewajiban. Penerimaan ini baru akian menjadi
pendapatan, apabila barang atau jasa telah diserahkan kepada pemberi uang muka.
Dengan demikian, saldo rekening pendapatan diterima dimuka mencerminkan
kewajiban perusahaan ubtuk menyerahkan barang atau jasa dimasa yang akan
datang.
g.
Bagian
dari utang jangka panjang yang jatuh tempo pada tahun ini
Perusahaan
terkadang mempunyai kewajiban jangka panjang yang sebagian dantaranya akan
jatuh tempo (harus dibayar) dalam waktu tidak lebih dari sejak tanggal neraca.
Dalam neraca, bagian utang yang akan jatuh tempo dalam waktu kurang dari satu
tahun, dilaporkan dengan judul Utang Jangka Panjang Jatuh Tempo dalam Satu
Tahun.
C.
PELAPORAN
KEWAJIBAN LANCAR DALAM NERACA
Kewajiban lancar adalah kelompok
kewajiban yang harus dilaporkan paling atas dalam sebuah neraca. Dalam kelompok
ini, setiap jenis kewajiban dicantumkan secara terpisah. Selain itu, jangka
waktu utang wesel dan informasi penting lainnya, harus diungkapkan dalam
catatan atas laporan keuangan.
Kewajiban lancar biasanya tidak
dicantumkan berdasarkan urutan tanggal pelunasannya, karena tanggal pelunasan
untuk suatu kewajiban lancar tertentu mungkin terdiri dari beberapa tanggal
jatuh. Cara penyajian yang lazim dalam praktik, ialah mencantumkan utang wesel
paling atas, kemudian diikuti dengan utang dagang,berikutnmya utang lancar
lainnya.
D.
AKUNTANSI
PENGGAJIAN
Dalam suatu perusahaan kewajiban yang
harus ada yaitu kewajiban penggajian kepada para karuyawan yang dalam bentuk
upah dan gaji yang belum dibayar. Selain gaji, perusahaan biasanya memberikan
berbagai kompensasai berupa tunjangan, seperti tunjangan kesehatan, tunjangan
asuransi, dan tunjangan lainnya. Dengan adanya berbagai kompensasi tersebut,
maka diperlukan akuntansi yang tepat disertai pengawasan yang memadai.
Akuntansi penggajian tidak semata-mata
menyangkut soal pembayaran gaji atau upah kepada para karyawan. Perusahaan juga
mempunyai kewajiban untuk menyelenggarkan administrasi penggajian untuk stiap
karyawan, termasuk juga data pajak penghasilan tiap karyawan.
E.
GAJI
DAN UPAH
Istilah “GAJI” sebenarnya meliputi semua
gaji dan upah yang dibayarkan perusahaan kepada para karyawannya. Para manajer,
pegawai administrasi, dan pegawai penjualan, biasanya mendapat gaji dari
perusahaan yang jumlahnya tetap. Tariff gaji biasanya dinyatakan dalam gaji per
bulan.karyawan atau pegawai perusahaan lainnya, seperti pegawai urusan gudang
atau pabrik, biasanya mendapat UPAH yang tarifnya dinyatakan dalam rupiah per
jam, per unit produk, atau satuan lainnya.
Dalam istilah gaji, tidak termasuk uang
jasa atau honorarium yang dibayarkan kepada pihak luar yang memberikan jasanya
kepada perusahaan.
F.
PENTINGNYA
PENGENDALIAN INTEREN ATAS PENGGAJIAN
Tujuan dari pengendalian itu sendiri
terbagi menjadi 2, yaitu :
1.
untuk mengamankan
kekayaan perusahaaan dari pembyaran gaji
yang tidak sah
2. untuk
menjamin ketelitian dan dapat dipercayanya catatan akuntansi dalam penggajian.
Pentingnya kedua tujuan pokok
tersebut sangat jelas. Apabila perusahaan menarik cek untuk karyawan fiktif
atau membayar upah lebih besar dari pendapatan karyawan yang sesungguhnya, maka
perusahaan akan menderita kerugian yang tidaka perlu berupa hilangnya kas.
Demikian pula catatan yang tidak benar akan mengakibatkan penarikan chek dalam
jumlah yang keliru, selanjutnya akan mengakibatkan laporan keuangan dan
pembayaran pajak karyawan yang salah pula.
Kegiatan penggajian meliputi empat
fungsi, yaitu :
a. pengangkatan
pegawai
Dalam hal pengangkatan pegawai ini bagian yang
memegang peranan penting yaitu bagian personalia, pada bagian ini tugasnya pada
pendafaran calon pegawai,wawancara dan seleksi pendaftaran, serta pengangkatan
pegawai. Bagian ini memegang peranan yang penting dalam pengawasan karyawan,
terutama dalam dokumentaswi dan pemberian otorisasi. Apabila seorang karyawan
diangkat bagian personalia akan mencatat berbagai informasi penting mengenai
karyawan tersebut, yang meliputi data diri, status, tingkat upah/gaji, mutasi,
dan lain sebagainya. Bagian personalia juga bertanggung jawab untuk
mengotorisasi 2 hal, yaitu :
·
perubahan tingkat gaji
atau upah
·
pembersihan pegawai
b. Pencatatan
waktu kerja
Bidang kegiatan lain yang penting ditinjau dari segi
pengendalian intern ialah pencatatan waktu kerja. Karyawan harian atau karyawan
yang upahnya dihitung berdasarkan tariff per jam, biasanya diwajibkan untuk
mencatatkan waktu kerja dengan cara memasukkan timeclock. Waktu kedatangan dan
waktu pulang akan dicatat secar otomatis apabila pegawai memasukkan kartu waktu
ke dalam mesin pencatat waktu yang disediakan perusahaan.
c. Pembuatan
daftar gaji
Daftar gaji dibuat oleh bagian penggajian berdasarkan
2 sumber, yaitu:
a.
Otoritasi dari bagian
personalia
b.
Kartu waktu yang telah
mendapat persetujuan
d. Pembayaran
Gaji
Pembayaran gaji biasanya dilakukan oleh kasir di
bagian keuangan. Pembayaran dengan menggunakan cek dilakukan dengan maksud
untuk mengurangi resiko kerugian akibat pencurian, dan demi kepraktisan.
G.
PENGHASILAN
KOTOR
Penghasilan
kotor terdiri atas tiga sumber, yaitu :
Upah dan Gaji
Total upah seorang pegawai dihitung
dengan mengalikan tariff upah per jam dengan jumlah bjam kerja pegawai yang
bersangkutan. Selain upah yang di bayar untuk jam kerja biasa, pegawai mungkin
masih menerima upah lembur yang tarifnya biasanya lebih tinggi dari pada tariff
biasa. Pegawai juga bekerja pada jam atau hari tertenyu basanya juga menerima
pembayaran denga tariff istimewa.
Bonus
Perushaan terkadang memiliki sebuah
perjanjian pemberian bonus dengan karyawannya. Mereka yang mendapat bonus
umumnya adalah personil-personil kunci dalam perusahaan. Perjanjian bonus bisa
didasarkan pada macam-macam factor.
H.
POTONGAN
GAJI
Jumlah gaji yang dibayarkan kepada
karyawan sering kali tidak sama dengan jumlah penghasilan kotor karyawan. Hal
ini disebabkan adanya berbagai potongan yang dikenakan terhadap pengahasilan
kotor. Potongan tersebut ada yang sifatnya wajib dan ada pula yang ditetapkan
berdasankan aturan intern dalam perusahaan.
Potongan Wajib
Potongan wajib adalah potongan yang
harus dilakukan oleh peruusahaan atas penghasilan kotor para karyawan yang
ditetapkan berdasarkan UU atau peraturan pemerintah
Pajak Penghasilan Karyawan
Berdasarkan UU no 7 tahun 1983
tentang pajak penghasilan (UU. PPh 1984). Perusahaan wajib melakukan potongan
pajak atas penghasilan para karyawannya yang memenuhi ketentuan sebagaiman
adiatur dalam undang-undang tersebut. Pajak pengahasilan bagi karyawan yang
kerja pada suatu perusahaan menurut UU.PPh 1984 tergolong dalam pajak pasal 21.
Pajak penghasilan (PPh) pasal 21
adalah pajak yang dikenakan atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium,
tunjangan dan pembayaran alindengan nama apapun sehubungan dengan pekerjaan
atau jabatanatau sebagai imbalan jasa. Wajib pajak PPh pasal 21` adalah wajib
pajak dalam negeri yang meliputi:
a. Pegawai,
karyawan atau karyawayi tetap
b. Pegawai
,karyawan atau karyawati lepas
c. Penerima
honorarium
d. Penerima
upah, baik upah harian, upah borongan, maupun upah satuan
Obyek PPh pasal 21 adalah
penghasilan. Adapun penghasilan yang dikenakan pemotongan PPh pasal 21 adalah:
1.
Penghasilan rutin
bulanan, baik berupa penghasilan pokok maupun tunjangan-tunjangan rutin per
bulan
2. Penghasilan
tidak rutin bulanan dan yang biasanya diberikan sekali saja atau sekali dalam
setahun.
3. Upah
harian, mingguan, upah satuan dan uoah borongan.
4. Upah
pensiun, uang tebusan pensiun, uang tabungan hari tua (THT), uang tunggu, uang
pesangon dan pembayaran lain sejenisnya.
5. Honorarium,
komisi atau pembayaran lain sebagai imbalan atas jasa yang dilakukan di
Indonesia.
Iuran Program Asuransi Sosial
Tenaga Kerja (ASTEK)
Berdasarkan
pasal 3 ayat 1 peraturan pemerintah No 33 tahun 1977, perushaan wajib
menyeleggarakan program ASTEK baik dengan mempertanggungkan tenaga kerjanya
yang bekerja dalam suatu ikatan kerja dengan perusahaan dalam program asuransi
kecelakaan kerja dan asuransi kematian, maupun dengan memenuhi kewajibannya
dalam program tabunga hari tua kepada badan penyelenggara. Program ASTEK
meliputi :
·
Program asuransi
kecelakaan kerja
·
Program tabungan hari
tua yang dikaitkan dengan asuransi kematian
Berbeda
dengan pajak penghasilan karywan yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab
karyawan, iuran astek sebagian ditanggung oleh perushaan dan sebagian lagi
ditanggung bersama oleh perusahaan dan karyawan. Bagian dari iuran yang
ditanggung perusahaan adalah menjadi biaya perusahan, sedangkan bagian yang
ditanggung karyawan bukan merupakan biaya perusahaan. Berdasarkan peraturan
pemerintah No. 33 Tahun 1977, besarnya iuran dan penanggung iuran adalah sbb :
a) Iuran
Asuransi Kecelakan Kerja
b) Iuran
Tabungan Hari Tua
c) Iuran
Asuransi Kematian
Potongan Sukarela
Potongan
sukarela adalah pengahasilan kotor karyawan bias dipotong untuk tujuan-tujuan
tertentu atas permintaan atau persetujuan karyawan. Potongan ini bias dilakukan
secara kelompok atau perorangan.
I.
CATATAN-CATATAN
DI BAGIAN PENGGAJIAN
Dalam
sebuah perusahaan agar terdapat penghasilan karyawan dapat dilakukan dengan
baik, maka perusahaan perlu memiliki catatan kumulatif mengenai penghasilan
karyawan yang meliputi penghasilan kotor, potongan-potongan, dan pengahsilan
bersih selama satu tahun yang di sebut catatan penghasilan karyawan.
Untuk setiap karyawan
diselenggarkan catatan penghasilan karyawan tersendiri. Setiap kali terjadi transaksi
yang berhungan dengan penghasilan karyawan yang bersangkutan, maka catatan
tersebut segera dimutakhirkan.
Selain menyelenggarkan catatan
penghasilan karyawan, bagian penggajian juga membuat daftar gaji. Dalam daftar
tersebut dicantumkan penghasilan seluruh karyawan yang meliputi penghasilan
kotor, potongan-potongan, dan penghasilan bersih setiap karyawan untuk tiap
eriode pembayaran gaji dan upah.
Daftar gaji berisis himpunan data
penghasilan (gaji dan upah) seluruh karyawan pada suatu periode pembayaran gaji
tertentu, misalnya mingguan atau bulanan. Pada perusahaan tertentu, daftar gaji
sekaligus berfungsi sebagai jurnal, dan pembukuan ke buku besar (posting)
langsung diselenggarakan dari daftar gaji tersebut.
J.
BIAYA
TENAGA KERJA YANG MENJADI TANGGUNGAN PERUSAHAAN
Suatu perusahaan terkadang melakukan
pengeluaran untuk kepentingan karyawan yang ditanggung sebagai beban
perusahaan. Hal ini mungkin timbul dari kebijakan perusahaan sendiri dalam
upaya meningkatkan kesejahteraan karyawan, atau mungkin juga karena diharuskan
oleh pemerintah.
Pengeluaran untuk keperluan
karyawan yang diharuskan oleh peraturan pemerintah, misalnya asuransi kerja
social (ASTEK). Bagian dari iuran astek yang menjadi beban perusahaan merupakan
biaya perusahaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar