Dalam pola pembelajaran saat ini anak – anak dituntut untuk menjadi lebih aktif dari pembimbing atau pendidiknya, namun tidak jarang masih banyak siswa yang belum bisa mengikuti model pembelajaran semacam ini. Ada banyak faktor mengenai hal itu, salah satunya adalah kepercayaan diri. Ini karenakan dalam dunia pendidikan khususnya bagi para siswa kepercayaan diri adalah kunci menuju kehidupan yang berhasil dan bahagia.
Kepercayaan diri juga adalah kunci motifasi diri. Kita tidak dapat menjalani hidup dengan baik tanpa kepercayaan diri, dimana secara tidak langsung kita akan membutuhkan kepercayaan diri setiap harinya dalam berbagai hal, termasuk dalam pengoptimalan prestasi belajar siswa. Tingkat kepercayaan diri yang baik memudahkan pegambilan keputusan dan melancarkan jalan untuk mendapatkan teman, membangun hubungan, dan membantu kita mempertahankan kesuksesan dalam pembelajaran ataupun pekerjaan. Sehingga secara tidak langsung hal ini akan mempengaruhi prestasi akademik atau prestasi belajar siswa.
Siswa yang aktif cenderung memiliki nilai ataupun prestasi akademik , prestasi bejalar yang lebih baik, meskipun ada kalanya nilai IQ mereka dibawah dari beberapa siswa yang memiliki IQ tinggi namun tidak aktif dalam kelas.
Pengertian Kepercayaan Diri. Dalam bahasa gaul harian, PEDE yang kita maksudkan adalah Percaya diri. Semua orang sebenarnya punya masalah dengan istilah yang satu ini. Ada orang yang merasa telah kehilangan rasa kepercayaan diri di hampir keseluruhan wilayah hidupnya. Mungkin terkait dengan soal krisis diri, depresi, hilang kendali, merasa tak berdaya menatap sisi cerah masa depan, dan lain-lain. Ada juga orang yang merasa belum percaya diri dengan apa yang dilakukannya atau dengan apa yang ditekuninya. Ada juga orang yang merasa kurang percaya diri ketika menghadapi situasi atau keadaan tertentu karena hal – hal tertentu (seperti ketika seorang siswa diminta untuk membacakan karya sastranya didepan kelas –puisi- namun karena dia mengerjakannya asal – asalan dia tidak percaya diri untuk membacanya didepan kelas).
Lalu apa sebenarnya percaya diri itu?
Percaya diri merupakan salah satu aspek kepribadian yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Orang – orang yang percaya diri yakin atas kemampuan mereka sendiri serta memiliki pengharapan yang realistis, bahkan ketika harapan mereka tidak terwujud, mereka tetap berpikiran positif dan dapat menerimanya.
Menurut Thantaway dalam Kamus istilah Bimbingan dan Konseling (2005:87), percaya diri adalah kondisi mental atau psikologis diri seseorang yang memberi keyakinan kuat pada dirinya untuk berbuat atau melakukan sesuatu tindakan. Orang yang tidak percaya diri memiliki konsep diri negatif, kurang percaya pada kemampuannya, karena itu orang – orang yang kurang percaya diri sering menutup diri mereka terhadap dunia luar yang lebih luas.
Macam-Macam Percaya Diri
Kalau melihat ke literatur lainnya, ada beberapa istilah yang terkait dengan persoalan percaya diri yaitu ada empat macam, yaitu :
1. Self-concept : bagaimana kita menyimpulkan diri secara keseluruhan, bagaimana melihat potret diri secara keseluruhan, bagaimana mengkonsepsikan diri secara keseluruhan.
2. Self-esteem : sejauh mana punya perasaan positif terhadap diri sendiri , sejauh mana kita mempunyai sesuatu yang rasakan bernilai atau berharga dari diri kita, sejauh mana kita meyakini adanya sesuatu yang bernilai, bermartabat atau berharga di dalam diri kita secara individual.
3. Self efficacy : sejauh mana kita mempunyai keyakinan atas kapasitas yang kita miliki untuk bisa menjalankan tugas atau menangani persoalan dengan hasil yang bagus (to succeed). Ini yang disebut dengan general self-efficacy. Atau juga, sejauh mana keyakinan kita terhadap kapasitas yang kita miliki dalam menangani urusan tertentu. Ini yang disebut dengan specific self-efficacy.
4. Self-confidence: sejauh mana kitapunya keyakinan terhadap penilaian diri atas kemampuan individual kita dan sejauh mana kita bisa merasakan adanya “kepantasan” untuk berhasil. Self confidence itu adalah kombinasi dari self esteem dan self-efficacy (James Neill, 2005).
Dalam pola pembelajaran saat ini anak – anak dituntut untuk menjadi lebih aktif dari pembimbing atau pendidiknya, oleh karenanya dalam dunia pendidikan khususnya bagi para siswa kepercayaan diri adalah kunci menuju kehidupan yang berhasil dan bahagia.
Kepercayaan diri juga adalah kunci motifasi diri. Kita tidak dapat menjalani hidup dengan baik tanpa kepercayaan diri, dimana secara tidak langsung kita akan membutuhkan kepercayaan diri setiap harinya dalam berbagai hal, termasuk dalam pengoptimalan prestasi belajar siswa. Tingkat kepercayaan diri yang baik memudahkan pegambilan keputusan dan melancarkan jalan untuk mendapatkan teman, membangun hubungan, dan membantu kita mempertahankan kesuksesan dalam pembelajaran ataupun pekerjaan. Sehingga secara tidak langsung hal ini akan mempengaruhi prestasi akademik atau prestasi belajar siswa.
Kita misalkan saja ketika seorang siswa yang pendiam mendapat tugas untuk berpresentasi. Dimana hal ini juga dapat diposisikan bagi siswa yang mendapat tugas, bahwa dalam presentasi tersebut dia adalah pemimpin dalam forum diskusi (presentasi) itu. Tentunya bagi siswa yang pasif hal ini tidak mudah dan membutuhkan perjuangan – perjuangan tersendiri (persiapan presentasi, latihan membuka forum, dan lain sebagainya). Tidak lepas dari itu, ini berarti tanpa kepercayaan diri seseorang memiliki resiko kegagalan ataupun kurang oktimal dalam mengerjakan tugas - tugasnya. Berbanding terbalik dengan siswa yang memiliki kepercayaan diri tinggi, mereka cenderung berani tampil bahkan tanpa persiapan apapun dan tanpa memikirkan hasilnya
Perbedaan ini dipicu oleh beberapa hal seperti perbedaan pola fikir, motifasi, lingkungan, gaya didik orang tua, pergaulan dan lain sebagainya.
Dilihat dari beberapa pemicu diatas, disimpulkan bahwa penyebab dari perbedaan kepercayan diri ini cenderung pada motifasi – motifasi para siswa pasif mengenai hal – hal yang negatif yanga akan terjadi (seperti akan di permalukan –ditertawakan- ketika melakukan kesalahan , tidak bisa menjawab pertanyaan yang diajukan oleh anggota forum, dan lain sebagainya). Hal inilah perlu perhatian khusus, terutama bagi siswa yang bersangkutan serta dukungan dari pihak – pihak terkait, seperti orang tua, teman, lingkungan, pihak sekolah dan lain sebagainya.
Akibat Kurang Percaya Diri
Ketika ini dikaitkan dengan praktek hidup sehari-hari, orang yang memiliki kepercayaan diri rendah atau telah kehilangan kepercayaan, cenderung merasa / bersikap sebagai berikut :
a. Tidak memiliki sesuatu (keinginan, tujuan, target) yang diperjuangkan secara sungguh sungguh.
b. Tidak memiliki keputusan melangkah yang decissive (ngambang)
c. Mudah frustasi atau give-up ketika menghadapi masalah atau kesulitan
d. Kurang termotivasi untuk maju, malas-malasan atau setengah-setengah
e. Sering gagal dalam menyempurnakan tugas-tugas atau tanggung jawab (tidak optimal)
f. Canggung dalam menghadapi orang
g. Tidak bisa mendemonstrasikan kemampuan berbicara dan kemampuan mendengarkan yang meyakinkan
h. Sering memiliki harapan yang tidak realistis
i. Terlalu perfeksionis
j. Terlalu sensitif (perasa)
Sebaliknya, orang yang mempunyai kepercayaan diri bagus, mereka memiliki perasaan positif terhadap dirinya, punya keyakinan yang kuat atas dirinya dan punya pengetahuan akurat terhadap kemampuan yang dimiliki. Orang yang punya kepercayaan diri bagus bukanlah orang yang hanya merasa mampu (tetapi sebetulnya tidak mampu) melainkan adalah orang yang mengetahui bahwa dirinya mampu berdasarkan pengalaman dan perhitungannya.
Membangun dan Menjaga Kepercayaan Diri agar Tetap Seimbang
Percaya diri itu dinamis, ia bisa naik dan turun, berubah dan berkembang. Apa yang perlu kita lakukan (bagi mereka yang memiliki tingkat kepercayaan diri yang sudah baik), adalah menjaganya agar tetap berada di tingkat yang optimal dan sehat. Sedangkan pada seseorang, khususnya siswa yang merasa masih kurang percaya diri mereka harus mencoba meningkatkannya. Karena dalam aktivitas apapun yang kita lakukan, kita membutuhkan kepercayaan diri. Misalnya ketika siswa mendapat tugas untuk berpresentasi. Dimana hal ini juga dapat diposisikan bagi siswa yang mendapat tugas presentasi, dia adalah pemimpin dalam forum diskusi (presentasi) tersebut. Tentunya sebagai pemimpin , kita seolah – olah dihadapkan pada posisi seperti kita sedang menjual sesuatu , kita sedang mengupayakan posisi memimpin, agar prospek atau proyek yang kita kelola dapat berjalan dengan baik, dan dapat diterima oleh
pihak pembeli kita harus dapat memimpin diskusi atau pun presentasi itu dengan baik, dimana tentunya hal ini membutuhkan kepercayaan diri. Persiapan sebagus apapun tanpa diawali kepercayaan terhadap diri sendiri adalah nol.
Berikut Kiat – Kiat Meningkatkan Kepercayaan Diri ketika menghadapi rasa malu :
1. Memiliki Motifasi yang baik atau Memandang keluar.
2. Berfikir Positif.
(seperti misalnya kita diminta menjadi moderator dalam sebuah diskusi, yang hanya memiliki waktu satu jam untuk menguasai materi diskusi dan kita merasa bahwa kita tidak bisa, kita harus cepat – cepat membuang pemikiran tersebut dan menggantinya dengan pemikiran positif “saya yakin saya bisa”).
3. Temukan dorongan positif yang tepat dan gunakan dorongan dan / atau dukungan tersebut dengan semaksil mungkin.
(Dorongan bisa dari dalam diri sendiri, orang tua, sahabat atau teman, guru dan lain sebagainya).
4. Gunakan Aktifitas fisik.
(Latihan fisik dapat membantu kita berfikir optimis dan positif).
5. Melakukan kontak sosial yang positif .
(Pada saat memasuki ruangan dimana kita adalah penyaji atau pemimpin, secara tidak langsung mau tidak mau kita akan menjadi pusat perhatian seseorang, di situlah terkadang kepercayaan diri kita akan menurun, untuk mengatasinya ketika pertama anda masuk ruangan, buatlah kontak visual sekilas dengan terseyum, tahan beberapa saat kemudian alihkan –dan mulai befikir positif-).
6. Belajar menghadapi masa depan, Menikmati perjalanan.
(Gunakan waktu untuk menikmati proses pencapaian tujuan anda, jangan berfikir terlalu sulit tapi juga jangan menganggapnya enteng).
TIPS : Gunakan kemunduran untuk membanun kekuatan. Semakin banyak kemunduran yang kita hadapi, keercayaan diri akan semakin kuat.
Dalam belajar bukan hanya masalah teoristik yang harus dihadapi namun juga masalah mental, khususnya kepercayaan diri. Kepercayaan diri setiap manusia berbeda, tergantung bagaimana si pemilik batiniah mampu mengontrol , meningkatkan dan mengendalikannya. Ini dapat dimulai dengan mengubah pola pikir kita menjadi lebih terbuka , optimis dan positif. Pemicu kurangnya kepercayaan diri sendiri disebabkan oleh bebagai faktor dari mulai dalam diri sendiri sampai fator dari luar seperti lingkungan . Menghadapi situasi – situasi seperti ini, yang perlu kita kembangkan bersama ialah : Apa yang dapat kita lakukan masing – masing untuk memberikan landasan yang lebih kokoh kepada anak – anak atau siswa bagi tercapainya rasa percaya pada diri sendiri, baik saat ini maupun di kemudian hari.
Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam hidup, manusia selalu berinteraksi dengan sesama serta dengan lingkungan. Manusia hidup berkelompok baik dalam kelompok besar maupun dalam kelompok kecil. Hidup dalam kelompok tentulah tidak mudah, di butuhkan tingkat percaya diri yang baik. Percaya diri itu dinamis, ia bisa naik dan turun, berubah dan berkembang. Jadi kalau kita ingin meningkatkan kemampuan kita dalam menyelesaikan masalah – masalah pendidikan yang kita hadapi sekarang ini, maka kita harus memperbarui paradigma kita, memperbarui pola – pola pandangan dan pikiran kita menjadi lebih terbuka , optimis dan positif.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, khususnya bagi penulis, pelajar, pendidik maupun orang tua. Dalam menyikapi sikap kurang percaya diri dan dapat meningkatkan rasa percaya diri agar dapat berkembang lebih baik, baik pada masa sekarang maupun masa depan.
.10.
DAFTAR PUSTAKA
o Prof.Dr.Sondang P.Siagian / Filsafat administrasi
o James A.F.Stoner,R.edwardfreEman, Daniel R. Gilbert.JR
o JILID 2 PT.pRenhalLindo, Jakarta
o Worklife Develop Confidence / Ros Taylor / 2006 / Erlangga.
o Ilmu Pendidikan dan Praktek Pendidikan dalam Renungan / Mochtar Buchori / Juni 1994 / PT.Tiara Wacana Yogja (Anggota IKAPI) dan IKIP Muhammadyah Jakarta – Press.
o Pendidikan IPS / Dr.Sapriya,M.Ed. / oktober 2009 / PT. Remaja Rosdakarya
o http://pengajarplus.com/berita-pendidikan/1094-karakter-adalah-kunci-dari-setiap-penyelesaian-suatu-masalah/
kak izin copas ya buat tugas:) makasih
BalasHapusTHENG INFO NYA IZIN COPAS DATA YA BAK
BalasHapus